Critical period in my college story

Hello fellas!
Hari ini tanggal 6 November 2018. Aku sudah menjalani tahun terakhir kuliah. Horor gak tuuuh?! Akunya gak pecaya aja kok waktu terasa begitu cepat ya. Sekarang aku sudah menjadi angkatan tertua di kampus OMG! Aku udah semester 7 loh. Anak-anak pendidikan semester 7 itu disibukkan dengan PPL, yang sekarang istilahnya diganti menjadi PLT. Singkatannya aku lupa hehe. 
Aku dah PLT belumm?
Jawabannya, sudah dan hampir selesai. Btw ini hari selasa dan jumat besok aku penarikan. Minggu ini kami lagi sibuk-sibuknya nyiapin pameran dan penarikan. Aku PLT di SMA Negeri 1 Piyungan. Aku menyebutnya Pyongyang karena menurutku kebetulan ada kesamaannya haha. AH sudah hal ini jangan dibahas lebih lanjut oke?
Gimana rasanya PLT? jawabannya luar biasa! aku banyak sekali mendapatkan pelajaran disini. Terutama dalam menghadapi peserta didik. Tidak kalah juga hal-hal yang kupelajari dari teman baruku. Aku senang bertemu dengan teman baru. Mereka pasti mempunyai satu sisi yang menarik perhatianku. Aku jadi sadar bahwa semua orang mempunyai keahlian masing-masing, betapa adilnya Allah SWT yang telah menciptakan manusia. Berteman dengan banyak orang berarti kita juga bertemu dengan lebih banyak lagi sifat orang dan hal ini pula yang mendorongku untuk lebih lagi memahami adanya perbedaan dan lebih toleran. Tidak lagi hanya memaksakan kehendak, karena semua orang pasti punya alasan tersendiri atas pilihannya. ya intinya itu lah, aku bersyukur bertemu dengan kawan-kawan baruku ini. mereka manusia-manusia yang super unik. 
Gimana pengalaman ngajarnya?
Hmmm ini bakal menjadi cerita paling greget. Stress gak? yo jelas. apalagi waktu awal-awal. Mengajar adalah hal yang sangat asing bagiku karena aku belum pernah ngajar sebelumnya. Ngajarin les pun aku tidak pernah. eh jebret! aku harus siap tidak siap langsung terjun dalam kelas aseli beneran. Aku harus menghadapi 36 orang dalam sekelas. Pada awalnya aku tidak berpikir sejauh itu mengenai tantangan yang sebenernya sedang aku hadapi. Waktu berjalan, sampai pada akhirnya aku menyelesaikan jatah praktekku. Aku pernah, hampir menangis di depan kelas karena mereka gak mau pelajaran bahkan ga mau masuk kelas. dan aku dalam posisi belum paham akan jadwal pelajaran yang ada. waktu itu kebetulan sedang tidak ditunggui oleh guru. otomatis kelas adalah sepenuhnya tanggung jawabku untuk ditutup kembali.jadi aku besikeras ke anak harus masuk kelas dan melanjutkan pelajaran. akhirnya aku hanya menjelaskan ke orang seadanya yang masih mau mendengarkan di kelas, ya sudah lah, mangkel banget tapi udah lama juga, aku udah netral. ternyata, setelah bebrapa kali mengajar, dan sudah kenal sama anaknya, kelas menjadi lebih terkendali. menurutku kuncinya adalah dekat dengan anak dan harus tau juga kondisi anaknya walaupun ini kurang baik, dan aku masih mencari solusi yang lain. ada kalanya anak itu sedang benar2 tidak mau pelajaran, sehingga walaupun aku njelasin di depan, hanya kemungkinan kecil materi diserap oleh siswa, jadi kalau suasana dah gini mending dibawa santai aja sih yaa.
jadi gitu, cerita PLT ku. harusnya aku membuat catatan tiap hari sih, jadi poin2 penting, amanah2 cetil-cetil yang kuambil bisa tertulis semua. tapi yasudah gapapa sudah kelewatan. habis ini masih ada satu tahap dalam kuliah yang harus kulalui, SKRIPSI. aku harus semangat ya kan?! semangatin aku juga dooonggggg

Komentar

Postingan Populer